Salaf dan salafi mungkin merupakan kata yang masih asing bagi sebagian orang. Andaikan sudah kenal, tapi masih banyak yang beranggapan bahwa istilah ini adalah sebutan bagi suatu kelompok/sekte/aliran baru dalam Islam. Jadi apa itu sebenarnya salaf? Dan apa itu salafi?
Salaf secara bahasa berarti orang yang terdahulu. Salaf juga berarti orang-orang yang mendahului kita dari nenek moyang dan orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan kita.
Sedangkan arti Salaf menurut para ulama adalah para Sahabat, Tabi’in (orang-orang yang mengikuti sahabat) dan Tabi’ut tabi’in (orang-orang yang mengikuti tabi’in). Tiga generasi awal inilah yang disebut dengan salafush sholih (orang-orang terdahulu yang sholih). Merekalah tiga generasi utama dan terbaik dari umat Islam, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” [HR. Bukhari no. 3651, Muslim no. 2533].
Nabi ﷺ telah memersaksikan ‘kebaikan’ ketiga generasi awal umat Islam tersebut yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan mereka, semangat mereka dalam melakukan kebaikan, luasnya ilmu mereka tentang syariat Allah, semangat mereka berpegang teguh pada sunnah beliau ﷺ (Lihat Al Wajiz fii Aqidah Salafish Sholih dan Mu’taqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah, Dr. Muhammad Kholifah At Tamimi)
Apakah kita WAJIB mengikuti jalan hidup salaf? Tentu saja, karena Allah ta’ala telah MERIDHOI secara mutlak para salaf dari kaum Muhajirin dan Anshor, serta kepada orang yang mengikuti mereka dengan baik (lihat QS. At-Taubah: 100).
Allah ta’ala juga memberi ancaman bagi siapa yang mengikuti jalan SELAIN orang mukmin, (lihat QS. An-Nisa: 115), di mana yang dimaksudkan dengan orang-orang mukmin ketika ayat ini turun adalah para sahabat (para salaf). Barang siapa yang menyelisihi jalan mereka, akan terancam kesesatan dan Jahannam. Oleh karena itu, mengikuti jalan salaf adalah wajib.
Setelah tahu bahwa mengikuti jalan hidup salafush sholih adalah wajib, maka artinya kita wajib menyandarkan diri kita pada salaf, sehingga disebut salafi (pengikut salaf). Apakah ini artinya kita termasuk kelompok/sekte/aliran baru dalam Islam?
Tentu saja TIDAK, karena:
[1] Istilah salaf bukanlah suatu yang asing di kalangan para ulama.
[2] Keengganan untuk menyandarkan diri pada salaf, berarti berlepas diri dari Islam yang benar, yang dianut oleh salafush sholih.
[3] Kenapa penyandaran kepada berbagai madzhab/paham dan pribadi tertentu seperti Syafi’i (pengikut Imam Syafi’i) dan Asy’ari (pengikut Abul Hasan Al Asy’ari) tidak dipersoalkan?! Padahal itu adalah penyandaran kepada ORANG yang tidak luput dari kesalahan dan dosa!!
[4] Salafi adalah penyandaran kepada kemakshuman secara umum (makshum artinya bebas dari kesalahan) sehingga artinya ini memuliakan seseorang.
[5] Penyandaran kepada salaf bertujuan untuk membedakan dengan kelompok lainnya yang semuanya mengaku bersandar pada Alquran dan As Sunnah, namun tidak mau beragama (bermanhaj = bermetode) seperti salafush sholih, yaitu para sahabat dan pengikutnya. (Lihat Al Manhajus Salafi ‘inda Syaikh al-Albani).
Kesimpulannya: Penamaan salafi adalah bentuk penyandaran kepada salaf. Penyandaran seperti ini adalah penyandaran yang terpuji dan cara beragama (bermanhaj = bermetode) yang tepat. Dan bukan penyandaran yang diada-adakan sebagai madzhab baru.” (Syaikh Salim Al Hilali dalam Limadza Ikhtartu Al Manhaj As Salaf).
Yang penting untuk diingat, kata salafi -yaitu pengikut salafush sholih- bukanlah sekedar pengakuan (klaim) semata, tetapi harus dibuktikan dengan berakidah, berakhlak, beragama (bermanhaj), dan beribadah sebagaimana yang dilakukan salafush sholih.’
Semoga Allah ta’ala menunjukkan kita semua pada kebenaran, dengan izin-Nya, dari jalan-jalan yang menyimpang dan semoga Dia juga meneguhkan kita di atasnya.
—
Repost dari Grup Dakwah USTADZ CHANDRA ADITYA MA
—
Silahkan dibagikan kepada teman dan saudara yang lain. Semoga menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.